Potret Perjuangan Anak-Anak Di Palestina

Bila ada hak seseorang yang harus kita perjuangkan, maka anak-anak tentulah menempati urutan yang pertama. Anak-anak sebagai generasi penerus yang akan menyambung estafeta kepemimpinan di masa depan. Sehingga, sudah seharusnya mereka mendapatkan hak-haknya secara layak.

Namun, pada kenyataannya ribuan anak di Indonesia masih banyak yang terkendala dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya, yaitu di bidang pendidikan dan kesehatan. Dimana kedua bidang ini adalah hak dasar yang harus dipenuhi untuk menghasilkan generasi muda yang berkualitas di masa depan.

Permasahan-permasalahan tersebut adalah potret kecil bahwa masih banyak anak yang belum hidup merdeka. Namun, kondisi anak-anak di Indonesia masihlah layak apabila dibandingkan dengan kondisi anak-anak lain di dunia.

Karena di belahan dunia sana, tepatnya di bumi Palestina ada anak-anak yang jauh lebih menderita akibat penjajahan zionis yang seakan tak berkesudahan. Setiap harinya mereka harus mengalami detik-detik kelam nan mencekam. Tidur mereka tak tenang memikirkan serangan yang sewaktu-waktu terjadi. Bahkan, mereka tidak tahu apakah hari esok masih bernafas hidup di dunia ini atau telah syahid di jalan-Nya.

Anak-anak Palestina hidup, tapi terisolasi dari dunia luar. Mereka tidak mendapatkan haknya, bahkan hak yang paling sepele sekalipun. Mereka berbeda dengan anak lainnya, sejak usia dini mereka harus menanggung derita, luka, lapar, kesakitan tiada henti. Hak-hak mereka terampas, dari mulai hak bermain, hak sekolah, hak untuk mendapat nutrisi yang baik, bahkan hak untuk merasa aman di rumah mereka sendiri.

Dilansir dari adararelief.com Israel adalah penjahat terbesar penderitaan anak-anak Palestina. kesehatan psikis mereka memburuk setelah perang yang dilancarkan penjajah Israel. Mereka sering berteriak ketakutan, takut kegelapan, depresi.

Sebanyak 15 persen anak-anak Gaza menderita gangguan-gangguan tersebut, sebagaimana laporan Komisi Hak Asasi Manusia di Jalur Gaza. Militer Israel tidak hanya menangkap, tapi juga membunuh anak-anak Palestina. Data Defense for Children International Palestina menunjukkan, 2.095 anak-anak meninggal dunia dalam intifada sejak tahun 2000 hingga 2019 kini.

Sahabat, tepat hari ini tanggal 20 November, dunia memperingatinya sebagai Hari Anak Sedunia 2019. Hari Anak Sedunia ini sebagai momentum untuk mempromosikan, mendukung, dan menyuarakan kesadaran akan hak dan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia, termasuk di Palestina.

Selamat Hari Anak Sedunia 2019. Mari bersama kita berperan untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak-anak di Palestina.

Bagikan berita ini :