Mengenal Lebih Dekat Bulan Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan. Sahabat muslim tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah Ramadhan bukan? Menjadi kenikmatan yang lurbiasa akhirnya penantian bertemu bulan mulian ini dapat kembali dirasakan.

Namun sudah siapkah kita untuk menyambut Ramadhan ? Tentu ada banyak hal yang dapat kita lakukan dalam menyambut kedatangan bulan yang mulia ini, salah satunya adalah menyiapkan diri dalam menyambut kedatangan bulan tersebut, selain dari kesiapan fisik yang terpenting juga adalah kesiapan akan pengetahuan seputar Ramadhan.

Ramadhan merupakan bulan ke sembilan dari penanggalan Islam. berasal dari kata “Ramidha” yang berarti panas, terik dan kekeringan. Hal ini merujuk pada pemberian nama bulan pada kebiasaan bangsa arab yang menyesuaikan kondisi georafisnya pada waktu tersebut. Namun dalam pengertian lain bahwa kata Ramadhan juga mengibaraktan kondisi seseorang yang sedang berpuasa dimana relamenahan lapar dan dahaga serta panasnya dalam mengendalikan hawa nafsu selama bulan Ramadhan. Pendapat yang lainnya mengartikan Ramadhan sebagai api yang membakar hanguskan dosa orang yang berpuasa.

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang spesial karena didalamnya terdapat pelaksanaan rukun Islam . yang wajib dilaksanakan setiap tahunnya oleh umat muslim yaitu puasa. Penentuan tibanya bulan Ramadhan diperlukan cara khusus yaitu menggunakan Hisab (Perhitungan) atau dengan Ru’yatul Hilal (Melihat secara langsung dengan panca indra). Sebenarnya bisa menggunakan salah satu diatara kedua cara tersebut namun di Indonesia umumnya digunakan dengan dua cara sekaligus yang juga diperkuat dengan musyawarah para alim ulama atau yang biasa kita kenal dengan Sidang Isbat. Penentuan tanggal datang dan berakhirnya Ramadhan haruslah dengan cara hati-hati sesui dengan syariat agama Islam yang berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadist. Ketentuan menentukannya sebuah awal dan akhir bulan Ramadhan Nabi Muhammad SAW Bersabda:

“Berpuasalah kamu sewaktu melihat bulan (tanggal 1 Ramadhan ) dan berbukalah (mengakhiri puasa) kamu sewaktu melihat bulan (tanggal 1 Syawal), bila cuaca mendung sehingga buan tidak kelihatan hendaklah kamu sempurnakan hitungannya menjadi 30 hari” (H.R Bukhori)

Selama bulan Ramadhan umat muslim diseluruh dunia melakukan ibadah puasa. Puasa ini merupakan puasa yang wajib dalam ketentuan Agama Islam, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Alh Baqarah ayat 183:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al Baqarah (2) : 183)

Ayat ini menjelaskan tentang awal mula perintah diwajibkannya puasa. Saat itu nabi Muhammad telah tiba di Madinah setelah melakukan perjalanan hijrahnya dari Makkah ke Madinah tahun ke 2 Hijriyah atau tahun ke 14 Kenabian sekitar tahun 621 Masehi sebagaimana tertulis dalam kitab karangan Muhammad bin ‘Afifi al Bajury Tarikh Tasyri’ Alislamy. Puasa sejatinya bukan perkara yang baru terutama oleh para kalangan Nabi terdahulu termasuk. Puasa sudah ada bahkan sejak masa Nabi Adam A.S. Nabi Muhammad menurut riwayat dalam penjelasan Tafsir Ibnu Katsir sebelum turunnya ayat diwajibkannya puasa beliau telah rutin melaksanakan puasa ‘Asyura yang telah menjadi kebiasaan masyarakat arab sejak dulu. dan Puasa 3 hari setiap bulannya atau yang biasa kita sebut Puasa ‎Yaumil Bidh.

Perlu diketahui ternyata perintah menjalankan ibadah puasa juga dilakukan secara bertahap. Kaum Muslimin pada awal nabi berdakwah belum sepenuhnya mengetahui perihal tentang puasa ramadhan.sehingga perlu beberapa tahapan untuk menyampaikan perintah tersebut, Firman Allah SWT Surah Al Baqarah Ayat 184 :

“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S. Al Baqarah (2) : 184)
Kandungan ayat tersebut menjelaskan pada mulannya puasa dilakukan oleh orang yang ingin melaksanakan puasa saja sedangkan untuk orang yang tidak ingin melaksankan puasa atau merasa keberatan dan tidak memilih berpuasa maka cukup memberi makan seorang miskin sebagai ganti dari puasanya. Namun perintah tersebut di perjelas kembali dengan lanjutan firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah Ayat 185.

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Q.S Al Baqarah (2) : 185).

Hadirnya ayat ini memperjelas waktu pelasanaan ibadah puasa wajib yaitu pada datangnya bulan Ramadhan yang bertepatan dengan awal mula diturunkannya Al Qur’an sebagai wahyu Allah SWT melalaui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad S.A.W. Peristiwa tersebut biasa kita kenal dengan Peringatan Nuzulul Qur’an atau malam Lailatul Qodar.

Selain Kitab Suci Al-Qur’an menurut Imam Ibnu Hambal bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:“Lembaran – lembaran Nabi Ibrahim diturunkan pada permulaan malam Ramadhan dan kitab Taurat diturunkan pada tanggal enam Ramadan, dan Kitab Injil diturunkan pada tanggal tiga belas Ramadhan, sedangkan Al-Qur’an diturunkan pada tanggal dua puluh empat Ramadhan.” Dalam penentuan tanggal diturunkannya Al Qur’an para ulama berbeda pendapat ada yang menyebutkan tanggal 17 Ramadhan, 24 Ramadhan atau tanggal 27 Ramadhan namun yang pasti pada bulan Ramadhan.Kejadian diturunkannya Al-Qur’an pada bulan Ramadhan diperingati sebagai malam lailatul qadar atau malam seribu bulan. Kehadiran malam ini sangat dinanti-nanti oleh setiap muslim, meskipun tanggal dan harinya tidak dijelaskan akan tetapi seluruh umat muslim berlomba-lomba mendapatkan keutamaan sebagai malam seribu bulan dimana setiap kebaikan yang kita lakukan pada malam tersebut seperti kebaikan yang dilakukan selama seribu bulan lamanya tanpa henti sekalipun.

Keutamaan-keutamaan yang ada dalam bulan Ramadhan begitu banyak menjadi harapan untuk setiap umat muslim meningkatkan ketaqwaanya dan mendekatkan diri kepada Allah swt serta membersihkan dari dari segala perbuatan dosa dosa masa lalu.

Bagikan berita ini :