Menurut Health Organization (WHO) sekitar 15% persen dari total penduduk dunia merupakan penyandang disabilitas. Sedangkan 80% penyandang disabilitas tersebut tinggal di negara berkembang dan hidup di bawah garis kemiskinan.
Penyandang Disabilitas di Indonesia sendiri berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) dari Kementerian Sosial pada 2010 adalah 11.580.117 orang.
Menjadi disabilitas nyatanya tidak menjadi hal yang mudah. Kekurangan fisiknya seringkali dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Beban yang didapatkan bisa jadi berkali-kali lipat. Menghadapi stigma masyarakat yang negatif, juga menghadapi akses yang sulit.
Sebagai bentuk upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang disabilitas dan memberikan dukungan serta upaya meningkatkan mertabat, hak serta kesejahteraan para penyandang disabilitas, tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional pada tahun 1992 oleh Majelis Umum PBB.
Upaya memberdayakan Disabilitas juga sebagaimana yang dilakukan oleh LAZ Harapan Dhuafa Banten. Terhitung sampai tahun 2020 ini LAZ Harapan Dhuafa telah mendampingi ratusan Disabilitas di Provinsi Banten yang tersebar di daerah Serang, Pandeglang, Cilegon, dan Lebak.
Tujuan dari pemberdayaan ini adalah untuk memberikan ruang kepada Difabel untuk berkembang dan percaya kepada diri sendiri. LAZ Harapan Dhuafa mengajak para difabel untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui pendampingan yang diberikan.
Diantara jenis pendampingan yang diberikan adalah pemberian modal usaha, pemberian alat bantu gerak seperti kursi roda/kaki palsu, pembinaan agama, dan beasiswa Pendidikan.
Setelah mendapatkan pendampingan dari LAZ Harapan Dhuafa, mereka mulai percaya dengan diri sendiri. Tak lagi malu dengan tanggapan orang lain terhadap dirinya. Justru semangatnya yang membara menggerakkan orang-orang disekitarnya untuk ikut bergerak juga.
“Dulu, saya sering mendapatkan omongan yang tidak mengenakkan dari tetangga, saya menjadi tidak percaya diri. Namun setelah saya mendapatkan bantuan dari LAZ Harfa berupa bantuan modal kini saya memiliki usaha peternakan lele. Kalau dulu anak saya sering nangis hanya gara-gara minta uang jajan, sekarang Alhamdulillah pendapatan saya lebih dari yang dulu” Ungkap Bu Sani, salah satu difabel penerima manfaat di Desa Waringin Jaya, Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang, Banten.