Kadang kala bahkan sering kali kita merasa diri kita begitu teramat sibuk, hingga alasan keterbatasan waktu atau tak ada waktu menjadi argument meninggalkan membaca Al-Quran. Bahkan bila jujur pada diri sendiri, mungkin dalam sehari, kita bahkan terlewat untuk membaca Al-Quran. Berapa kali Al-Quran kita sentuh, seberapa sering kita berinteraksi dengan Al-Quran, lebih banyak berinteraksi dengan Al-Quran ataukah Sosial Media? Kadang kala kita masih bisa menyempatkan untuk membuka sosial media, berselancar di internet, atau mungkin bermain Tiktok, tapi sempatkah kita meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan Al-Quran.
Seandainya bila kita tahu keutamaan membaca Al-Quran, mungkin kita semua akan berlomba-lomba untuk berinteraksi dengannya, betapa sungguh luar biasa dan agungnya Al-Quran, sehingga orang-orang yang dekat dengan Al-Quran mendapatkan banyak kemuliaan dan keutaamaan. Seperti yang difirmankan oleh Allah.
{الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)}
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
قال قتادة رحمه الله: كان مُطَرف، رحمه الله، إذا قرأ هذه الآية يقول: هذه آية القراء
“Qatadah (wafat: 118 H) rahimahullah berkata, “Mutharrif bin Abdullah (Tabi’in, wafat 95H) jika membaca ayat ini beliau berkata: “Ini adalah ayat orang-orang yang suka membaca Al Quran” (Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim).
Asy Syaukani (w: 1281H) rahimahullah berkata,
أي: يستمرّون على تلاوته ، ويداومونها
“Maksudnya adalah terus menerus membacanya dan menjadi kebiasaannya”(Lihat kitab Tafsir Fath Al Qadir).
Dan berikut adalah Keutamaan Membaca Al-Quran
Berlipat Gandanya Pahala
Dalam hadist riwayat Tirmidzi, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya sepuluh pahala dan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, dan aku tidak mengatakan alif-lam-mim itu satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf tersendiri.”
Menurut ‘Ali ibn Abi Thalib karramallahu wajhah, keutamaan yang diungkap oleh hadist di atas lebih diperuntukkan pada orang yang membacanya di luar salat meski tidak dalam kondisi suci. Adapun, keutamaan orang yang membaca Al-Quran dalam salat serta dilakukan saat berdiri, maka balasan yang diperoleh yakni 100 kebaikan.
Sedangkan, membaca Al-Quran saat duduk salat, maka balasan yang diperoleh yakni 50 kebaikan. Kemudian, membaca Al-Quran dalam keadaan di luar salat meski dengan kondisi suci akan mendapatkan balasan 25 kebaikan.
Adapun dalam hadist lain, tentang keutamaan membaca Al-Qur’an telah disebutkan oleh Rasulullah SAW yang artinya: “Ketika seorang hamba mengkhatamkan Al-Qur’an, maka di penghujung khatamnya, sebanyak 60 ribu malaikat akan memohonkan ampun untuknya” (HR. ad-Dailami).
Merupakan Hamba Pilihan Allah SWT
Bisa menjadi penghafal Al-Qur’an adalah sebuah anugrah dari Allah SWT kepada orang-orang tertentu, karena tidak semua mampu dengan mudah dapat menghafal Al-Qur’an. Namun, disisi lain bukan berarti tidak ada kesempatan bagi umat lainnya dalam menghafal Al-Qur’an. Hanya saja perlu melawati fase rasa malas dan godaan syaitan dengan berusaha keras melawannya serta berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam menghafal Al-Qur’an.
Dan menjadi orang yang mau berusaha untuk selalu bisa berinteraksi dengan Al-Quran adalah suatu anugerah besar, karena hanya orang yang mendapatkan hidayah dan rahmatnya yang mau terus berusaha untuk hal itu (membiasa diri membaca dan menghafal Al-Quran). Maka beruntunglah kita bisa mau terus berusaha membiasakan diri untuk selalu berinteraksi dengan Al-Quran. Walaupun ketika sampai akhir hayat kita belum mampu menghafal Al-Quran, setidaknya kita sedang berusaha dan berjuang untuk menghafalkan dan mengamalkannya.
“Sesungguhnya Allah memiliki keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya,“ Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al-Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya. ” (HR. Ahmad).
Al-Quran Menjadi Syafaat (Penolong) Kelak di Hari Kiamat
Selain keutamaan diatas, membaca dan menghafal Al-Qur’an akan diberikan syafaat di hari akhir atau kiamat nanti. Pasti kita semua sebagai umat muslim ingin mendapatkan syafaat atau penolong dari Allah SWT. Al-Qur’an akan menolong dan menemani setelah hidup berakhir. Tidak hanya sebagai penolong, akan tetapi sampai mati pun, seorang muslim yang dekat dengan Al-Qur’an akan menerima kemuliaan.
“Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat nanti akan datang memberikan syafaat yang baik bagi pembacanya.” (HR. Muslim).
Mendapatkan Tahjul Karomah (Mahkota Kemuliaan)
Keutamaan selanjutnya adalah memperoleh mahkota kemuliaan atau Tahjul Karomah. Ternyata tidak hanya untuk penghafal Al-Qur’an saja yang Allah pakaikan mahkota, kedua orangtuanya juga mendapatkan mahkota yang terbuat dari cahaya. Selama mereka beriman kepada Allah dan tidak melakukan dosa besar.
“Di mana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?” Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah satu mereka mahkota kemuliaan, diberikan kemenangan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya. (HR. At-Tabrani)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: Al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu… ” kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya, dan kedua orang tuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Quran.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath 6/51, dan dishahihkan al-Albani).
Diangkat Derajat Kemuliaannya
Karena Allah SWT sangat menyukai hambanya yang gemar membaca dan menghafal kitabullah yaitu Al-Qur’an, apalagi sampai dapat mengamalkannya sepanjang waktu. Akan ada malaikat Allah yang selalu menemani dan memberikan rahmat kebaikan kepada hambanya.
“Orang orang yang hebat dalam membaca Al-Qur’an akan selalu ditemani para malaikat pencatat yang paling dimuliakan dan taat pada Allah SWT dan orang tua yang terbata-bata membaca Al-Qur’an lalu bersusah payah mempelajarinya maka dia akan mendapatkan dua kali pahala,” (HR. Bukhari)
Itulah beberapa keutamaan-keutamaan dari membaca dan menghafal Al-Qur’an, selain itu kita dianjurkan untuk mentadaburri dalam kehidupan baik dunia maupun akhirat nanti.
Tentu masih banyak lagi keutamaan lainnya yang mungkin belum kita ketahui, dan semoga dapat kita raih kebaikan dan pahalanya. Karena tidak hanya penghafal Qur’an saja yang mendapatkan pahala atas setiap bacaan dan hafalan, namun pahala yang sama untuk sang pemberi Al-Qur’an atau orang yang memfasilitasi agar orang bisa membaca Al-Quran. Allahu a’lam
Diolah dari berbagai sumber Zakat.or.id, Muslim.or.id, Islampos.com.