Walau harus berjalan dengan cara merangkak dan dengan segala keterbatasan pada dirinya, tapi Amat (39) seorang difabel asal kampung Cipeucang Masjid, Desa Parigi, Kecamatan Saketi, Pandeglang-Banten tidak pernah berputus asa, ia tak menangisi dan bersedih atas apa yang menimpanya. 10 tahun yang lalu, saat tim LAZ Harapan Dhuafa untuk pertama kalinya berkunjung dan bertemu dengan Amat, dalam rangka distribusi pangan untuk tumbuhkan harapan bagi kaum rentan, ia hampir tak pernah bicara dan masih sangat bergantung pada orang lain untuk mengurus segala keperluan pribadinya.
Dan dengan semangat pemberdayaan yang selama ini menjadi nilai utama dan fokus dari program yang dijalankan oleh LAZ Harapan Dhuafa, Kemudian LAZ Harapan Dhuafa mencoba memberikan treatment khusus untuk melakukan pemberdayaan kepada Amat dengan cara memberikan pelayanan gratis untuk terapi gerak motorik dan pengembangan daya nalar dengan cara diikut sertakan dalam kelas atau edukasi-edukasi untuk para difabel seperti yang diceritakan oleh sang Ibu, yaitu Nur’ah (58). Dan pada (6/4) LAZ Harapan Dhuafa kembali berkunjung ke kediaman Amat, sembari mendistribusikan bahan pangan untuk kaum difabel yang memang sudah masuk dalam daftar program tahunan LAZ Harapan Dhuafa, LAZ Harapan Dhuafa mendistribusikan Beras dan telur, serta handsanitizer.
“Ini memang sudah menjadi salah satu bagian dari program kita (LAZ Harapan Dhuafa) sejak lama. Hanya saja saat ini prioritas ke kaum difabel lebih diutamakan, karena mengingat situasi krisis yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 membuat keadaan menjadi sulit dan yang sudah sulit jadi semakin sulit. Terutama mungkin untuk saudara-saudara kita yang keterbatasan secara fisik, seperti kaum difabel. Maka kiranya kita harus lebih peduli agar bisa bersama-sama melewati bencana pandemi ini” Ungkap Indah Prihanande Direktur Utama LAZ Harapan Dhuafa
Sedangkan Nur’ah (58), Ibu dari Amat menceritakan tentang keadaan Amat sebelum bertemu dengan LAZ Harapan Dhuafa, Amat jarang berbicara dan lebih banyak diam di rumah, namun setelah ditemui oleh Tim LAZ Harapan Dhuafa dan diedukasi juga diikut sertakan di beberapa kegiatan pelatihan terapi untuk difabel, kini Amat bisa lebih mandiri dan lebih mudah untuk diajak berinteraksi. Senyum yang terukir lebar di raut wajah Amat terlihat begitu membahagiakan.
“Ada sebuah rasa kebanggaan saat melihat Amat bisa lebih baik keadaannya, ada perkembangan yang positif bagi Amat dan tentu saja hal ini menjadi sebuah motivasi juga bagi kita semua. Bahwa di keadaan bagaimanapun kita harus tetap kuat dan semangat, harus bersyukur. Perkembangan Amat ini bisa kita jadikan sebagai teladan dan motivasi bagi kita”. Tutur Indah Prihanande, Direktur Utama LAZ Harapan Dhuafa saat berkunjung ke kediaman Amat di Kampung Cipeucang, Saketi-Pandeglang.
Sedangkan Muhamad Mukri selaku Manajer Fundraising LAZ Harapan Dhuafa yang ikut serta dalam kunjungan silaturahmi sekaligus distribusi bahan pangan mengatakan bahwa program ini dalam rangka membantu meringankan kaum rentan difabel di masa krisis pandemi Covid-19 yang dimana keadaannya jadi begitu sulit.
“Iya kita semua tahu bahwa keadaan saat ini (pandemi Covid-19) telah menimbulkan banyak krisis dan kesulitan, salah satunya di bidang ekonomi dan ketahanan pangan, saudara-saudara kita (kaum rentan dan difabel) di masa yang normal saja kadang masih begitu kesulitan, apalagi di saat-saat seperti ini. Setidaknya kita tumbuhkan harapan dan berbagi kepedulian kepada saudara-saudara kita, mudah-mudahan kita semua bisa bersama-sama melewati masa krisis pandemi Covid-19 ini. Dan tadi juga sekalian kita beri handsanitizer agar bisa mereka gunakan untuk langkah pencegahan terhadap pandemi Covid-19”