Arisan Jamban, Aksi Nyata Wujudkan Sanitasi Sehat

The World Toilet Day atau Hari Toilet Sedunia yang diperingati setiap tanggal 19 November 2019 merupakan kampanye hidup sehat melalui tata kelola sarana air bersih dan sanitasi (jamban) yang sehat. Hari Toilet juga sebagai momentum untuk lebih meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya kesehatan sanitasi.

Karena memang sanitasi yang sehat akan sangat berperan penting dalam menciptakan ekonomi yang kuat, meningkatkan kesehatan, dan melindungi martabat serta keselamatan rakyat, terutama perempuan dan anak perempuan. Sanitasi merupakan prioritas pembangunan global berkelanjutan yang memuat sasaran untuk memastikan semua orang di dunia memiliki akses toilet pada tahun 2030.

Sudah 74 tahun Indonesia merdeka, namun menurut data Kementerian Kesehatan, baru 74,55 persen atau 48 juta kepala keluarga (KK) yang memiliki akses sanitasi. Artinya, 26 persen lainnya masih buang air besar sembarangan (BABS). Hal tersebut tentunya harus menjadi perhatian serius kita bersama.

Sanitasi yang buruk tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan, tapi juga untuk ekonomi negara. Dilansir dari jawapos.com, Indonesia mengalami kerugian ekonomi Rp 56,7 miliar per tahun akibat sanitasi yang buruk. Dana sebanyak itu digunakan untuk membayar ongkos pengobatan dan akomodasi akibat buntut dari sanitasi buruk.

Sering kita jumpai di pedesaan, masyarakatnya masih membangun rumah tanpa adanya jamban. Dimana kemudahan akses terhadap toilet masih sangat memprihatinkan. Bahkan, pada fasilitas sekolah juga masih banyak ditemukan adanya masalah sanitasi dan akses toilet.

LAZ Harfa (Harapan Dhuafa) sebagai lembaga sosial kemanusiaan pun sangat peduli terhadap masalah kesehatan sanitasi ini. Program Community Lead Total Sanitation (CLTS), yang berupa arisan jamban terus konsisten LAZ Harfa laksanakan dari tahun 2007 sampai saat ini. Arisan jamban sebagai aksi nyata untuk wujudkan sanitasi yang sehat. Dimana program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya kesehatan sanitasi.

Berdasarkan data dari Research and Development LAZ Harfa, dimana ada 29 desa dampingan di 8 kecamatan di Kabupaten Pandeglang dan ada sekitar 26.113 rumah yang terdapat di wilayah dampingan. Sebelum intervensi CLTS LAZ Harfa, terdapat 6.035 rumah atau hanya sebesar 23,11 persen rumah dari jumlah total yang telah memiliki jamban sebelumnya, sedangkan masih terdapat 20.078 rumah lainnya yang belum memiliki jamban sendiri.

Alhamdulillah setelah adanya intervensi CLTS LAZ Harfa, terjadi peningkatan jumlah rumah yang memiliki jamban sebanyak 16.531 rumah atau naik sebesar 63,31 persen dengan jamban yang telah terbangun sebanyak 10.496 jamban. Sehingga jumlah rumah yang belum memiliki jamban berkurang menjadi 9.582 rumah atau terjadi peningkatan jumlah rumah yang memiliki jamban sebesar 40,19 persen.

Telah banyak masyarakat yang merasakan betul manfaat dari adanya program arisan jamban ini. Salah satunya, yaitu kisah menarik dari Ibu Eni, salah satu warga Kamp. Cimuncang, Desa Sudimanik, Kec. Cibaliung, Kab. Pandeglang. Beliau adalah salah satu anggota arisan jamban yang bertekad kuat untuk membangun jamban sendiri di rumahnya.

Bukan tanpa alasan beliau sangat bersemangat ingin membangun jamban sendiri. Hal tersebut, berangkat dari pengalaman ketika akan buang air besar di malam hari beliau harus lari terbirit-birit ke kebun-kebun dan semak-semak di belakang rumah. Bahkan, sampai pernah hampir berujung maut dipatuk binatang yang membahayakan, seperti ular.

Dari cerita Ibu Eni tersebut, dapat diambil sisi positifnya yaitu mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya keberadaan jamban di rumah. Sehingga perlahan mereka mulai melakukan aksi nyata dengan membangun jamban sendiri secara permanen di rumahnya melalui program arisan jamban. Selamat Hari Toilet Sedunia 2019, Aksi Nyata Untuk Wujudkan Sanitasi Sehat.

Bagikan berita ini :