Amil Zakat, Pekerjaan Istimewa di Jalan Allah SWT

zakat sedekah untuk dhuafa

 

Benarkah amil zakat merupakan pekerjaan istimewa di jalan Allah swt?

Menunaikan zakat merupakan salah satu kewajiban setiap umat muslim bagi yang mampu, sementara untuk muslim yang tidak mampu menghidupi kecukupan keseharian nya, ia berhak untuk diberi zakat.

Baca juga https://lazharfa.org/inilah-ikhtiar-untuk-menolak-bala-dan-mendatangkan-berkah/

Dalam pengelolaan zakat, dibutuhkan orang atau sekelompok orang untuk mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, atau biasa disebut Amil. Secara istilah, Amil berasal dari amila ya’malu yang memiliki arti mengerjakan atau melakukan sesuatu. Sedangkan menurut bahasa, kata Amil merupakan ism fail yang berarti pelaku sebuah pekerjaan.

Sehingga bisa disimpulkan, amil merupakan orang yang mengerjakan sesuatu. Sementara menurut Imam Syafi’I, amil zakat ialah orang yang diangkat untuk mengumpulkan zakat dari pemiliknya.

إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْعَٰمِلِينَ عَلَيْهَا وَٱلْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَٱلْغَٰرِمِينَ وَفِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana. (Q.S At Taubah:60).

Pada praktiknya, selain sebagai pengumpul zakat, amil zakat juga bertanggungjawab untuk mendistribusikan zakat kepada yang berhak, memberikannya kepada pihak yang berhak untuk menerima.

 

  • Lantas, bagaimanakah pekerjaan amil dalam pandangan Islam?

Pengelolaan zakat sudah ada sejak zaman Rasulullah saw, menurut keterangan Ibnu Sa’ad, Rasulullah saw mengangkat langsung petugas zakat (Amil) untuk diutus ke Suku yang berbeda-beda.

Menjadi amil zakat merupakan pekerjaan yang sangat istimewa di jalan Allah swt, kemuliaan nya sudah diakui sejak zaman rasulullah saw. Tugas amil zakat tertuang langsung dalam Al-Qur’an, selain keberadaannya yang dibutuhkan dan dipercaya untuk mengelola zakat, amil zakat juga berhak untuk menerima zakat.

Menjadi amil zakat dalam Islam merupakan pekerjaan sekaligus ibadah yang tak ternilai, sebab pahalanya  seperti orang yang sedang berperang di jalan Allah swt. Para amil menjadi jembatan keberkahan zakat kepada orang-orang yang membutuhkan serta kepada orang-orang yang berhak menerimanya, jika keberadaan amil tidak ada maka pendistribusian zakat tidak terjadi.

Amil zakat mengemban langsung amanah agama, hatinya tunduk akan perintah-perintah Allah swt serta mengikuti peraturan yang sudah Allah tetapkan pada Al-Qur’an dan Hadist dalam mengelola dan pendistribusian zakat, amil zakat diberi kepercayaan untuk mengelola seluruh aspek zakat.

  • Apakah menjadi amil itu mudah?

Menjadi seorang amil zakat tentunya memiliki tantangan tersendiri, amil zakat tidak dapat dikatakan sebagai profesi mudah, karena terdapat banyak sekali tantangan-tantangan yang harus dilalui, sikap pantang menyerah juga harus dimiliki oleh seorang amil, selalu istiqomah di jalan Allah swt untuk senantiasa ikhlas dalam melaksanakan pekerjaan.

Oleh karena itu, terdapat beberapa syarat dalam menjadi amil, diantaranya;

  1. Beragama Islam
  2. Mukallaf (Berakal dan balik)
  3. Amanah
  4. Memiliki pengetahuan tentang zakat beserta hukum-hukumnya.
  5. Adil dan jujur

Alangkah mulia dan luar biasanya profesi amil zakat, ia bekerja namun juga sekaligus beribadah kepada Allah swt. Semoga kita semua berada dalam pekerjaan di jalan Allah swt. Aamiin.

Bagikan berita ini :