Beberapa pekan yang lalu saat WFH mulai diberlakukan untuk menekan penyebaran Covid-19, orang-orang yang bekerja di kantoran mulai berdiam di rumah dan melakukan pekerjaan secara daring (online), sekolah-sekolah pun diberlakukan hal yang sama, yaitu melakukan study from home, ruang publik pun seperti tempat pariwisata dan rekreasi untuk sementara ditutup. Para pedagang kecil gigit jari, karena titik lokasi-lokasi yang biasanya menjadi tempat mereka untuk usaha dan mencari nafkah dengan terpaksa sementara harus ditutup dan itu berimbas tiadanya pengunjung, tiada pengunjung maka tiada pembeli.
Dan hal tersebut yaitu WFH (Work From Home) tidak berlaku bagi para pekerja informal, yang dimana mereka harus tetap melakukan aktifitas di luar, seperti pedagang kecil, pedagang keliling, pemulung, tukang becak, petugas kebersihan, ojek dan sejenisnya. Sementara mereka terpaksa harus tetap bekerja sambil menunggu kebijakan ataupun tindakan dari Pemerintah terhadap bagaimana nasib mereka ke depan.
“Iya emang sangat terasa ini setelah ada Corona itu dan anak-anak sekolah diliburin apa belajar dirumah itu namanya, anak-anak saya belajar online itu katanya kan, kan itu harus pakai internet juga. Apa namanya, kuotanya itu kan harus tetap beli juga. Nah kalau saya gak keliling jualan, terus uangnya dari mana. Ada buat makan aja udah Alhamdulilah, iya takut juga sih ama Corona, takut ketularan. Iya tapi mau gimana lagi, dagangan emang agak sepi sih pas ada Corona, tapi Alhamdulilah masih ada aja yang beli”. Ungkap Yadi, pedagang kue pancong asal Pandeglang saat ditemui Tim LAZ Harapan Dhufa ketika progran pendistribusian nasi kotak untuk pahlawan keluarga.
Selasa, (7/4) Tim LAZ Harapan Dhuafa melaksanakan program distribusi nasi kotak untuk para pekerja informal yang terpaksa masih harus bekerja di luar rumah, mereka adalah para pahlawan keluarga yang harus tetap bekerja di luar untuk menafkahi keluarga. Kamal Mubarok selaku pelaksana program menjelaskan bahwa distribusi nasi kotak untuk para pekerja informal sebenarnya selain sebagai bentuk dukungan dan apresiasi untuk para pekerja informal ditengah badai kesulitan akibat Covid-19, tujuan lain yang sesungguhnya adalah memberikan edukasi dan informasi kepada mereka terkait pemahaman terhadap Covid-19 agar mereka bisa mengetahui langkah ataupun tips aman kendati mereka terpaksa harus bekerja di luar, seperti menyarankan untuk memakai masker, membawa handsanitizer, menjaga kebersihan barang dagangan edukasi preventif lainnya.
“Selain distribusi nasi kotak, sebenarnya kita juga menyisipkan edukasi dan informasi agar mereka bisa menerapkan langkah preventif dan keamanan untuk diri mereka yang terpaksa masih harus bekerja di luar. Karena para pekerja informal ini yang paling jarang atau minim mendapatkan informasi yang memadai terkait Covid-19. Mereka hanya tahunya Corona saja, ini dibuktikan ke beberapa orang pekerja informal ketika diwawancarai terkait apa yang mereka tahu tentang Covid-19 atau yang mereka kenal dengan nama Corona, dan saat ditanyai tentang bagaimana cara untuk mencegahnya atau cara bagaimana Covid-19 menyebar, kebanyakan dari mereka hanya menggelengkan kepala (tidak tahu).” Ungkap Kamal Mubarok saat melakukan distribusi nasi kotak untuk para pekerja informal.
Sedangkan Samlawi (65) pedagang pisang keliling tersenyum dan mengungkapkan rasa bahagianya ketika tim LAZ Harapan Dhuafa mendistribusikan nasi kotak untuknya dan atas informasi yang bisa ia dapatkan terkait Covid-19.