Muslim Uyghur merupakan etnis minoritas di China yang keberadaannya di Xinjiang sudah dicatat sejarah sejak berabad-abad silam. Populasi muslim Uyghur ada sekitar 7,2 juta jiwa. Kaum muslim Uyghur dulu dikenal sebagai kaum yang ramah, sangat berpengalaman dalam berkebun, dan menanam kapas serta mahir menenun, seperti karpet serta topi Uyghur.
Namun, berbeda ceritanya dengan kini dimana keramahan dan kedamaian mereka di sana telah berubah menjadi langit penderitaan dan duka nestapa yang seakan tak berkesudahan. Menurut Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), sebanyak 3 juta orang dari populasi sekitar 11 juta jiwa dipenjara di kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang.
Pemerintah China mengklaim bahwa fasilitas ini (sekitar 44 kamp) adalah pusat pelatihan kejuruan yang mengajarkan kursus seperti menjahit, perakitan elektronik, dan bahasa China. Namun, faktanya kamp-kamp ini tidak berbeda dari kamp konsentrasi modern, lengkap dengan penjaga bersenjata, kerja paksa, dan pagar kawat berduri.
Dimana muslim Uyghur disiksa, dibatasi hak-haknya, bahkan ribuan anak-anak Uyghur telah dipisahkan dari orangtuanya dan dikirim ke Panti Asuhan milik pemerintah. Mereka dibesarkan untuk meninggalkan identitas agama yang selama ini telah mereka anut. Apa yang menimpa saudara-saudara kita di Xinjiang adalah duka untuk kita semua. Namun, dunia seakan bungkam mengabaikan bencana kemanusiaan ini pura-pura tak tahu seolah semua baik-baik saja.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia sebenarnya telah berusaha mengupayakan segala hal untuk membantu muslim Uyghur, yaitu dengan dipanggilnya Dubes China oleh Kementerian Luar Negeri terkait kasus ini pada tahun 2018 lalu. Hal ini dilakukan Indonesia untuk mengklarifikasi sekaligus menanyakan hal-hal yang sebenarnya terjadi untuk kemudian memutuskan langkah yang perlu diambil dalam upayanya turut membantu muslim Uyghur. Sedangkan untuk saat ini sikap Indonesia adalah tetap berempati dan prihatin dengan penindasan yang terjadi di sana. Namun, demikian Indonesia tetap mengedepankan mekanisme dialog dengan China mengenai hal ini.
Sahabat, meskipun mereka berada jauh di belahan bumi sana. Namun, mereka tetaplah saudara kita yang membutuhkan doa dan bantuan. Bersyukurlah kita di sini yang hidup damai jauh dari konflik. Semoga kita adalah orang-orang yang menjadi perantara dari Allah untuk membantu mereka. Mari sampaikan kepedulianmu melalui :
1. Transfer
BNI Syariah : 0264089319
Mandiri : 1630003848580
A.n Yayasan Harapan Dhuafa Banten
*Tambahkan kode donasi “444” di belakang nominal transfer
Konfirmasi Donasi :
? Wa: http://s.id/LayananLAZHarfa (0812-8707-4484)
?Telegram : http://t.me/LazHarfaBanten (0812-8707-4484)
#westandswithuyghur #uyghurmuslims