Indonesia termasuk salah satu negara maritim yang rawan akan bencana. Berdasarkan catatan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia telah mengalami bencana alam lebih dari 2.564 kali di sepanjang tahun 2018.
Diantara berbagai wilayah di Indonesia yang rawan terjadi bencana, salah satunya adalah di sekitar wilayah Banten. Tentu kita masih ingat bagaimana musibah tsunami dahsyat yang tiba-tiba menerjang pesisir wilayah Banten pada akhir tahun lalu. Berada di wilayah rawan bencana, membuat masyarakat serta Lembaga-lembaga sosial terkait harus selalu siap siaga sebelum bencana datang.
Mengingat begitu pentingnya mengenai cara pengelolaan dan manajemen yang tepat ketika merespon suatu bencana, terutama kaitannya dengan kesiapsiagaan. LAZ Harfa bersama Caritas Australia dan Australian Aid pada tanggal 16 s.d 18 Oktober 2019, mengadakan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Tanggap Bencana.
Pelatihan ini diadakan di Aula Saung Banyu Djawi, Pandeglang yang melibatkan seluruh staf LAZ Harfa, dari mulai Divisi Program, SDM, Komunikasi, Keuangan, serta para Field Facilitator (FF) yang secara keseluruhan berjumlah kurang lebih 24 orang. Ada beberapa materi yang disampaikan dalam pelatihan ini, yaitu diantaranya:
▶Dasar-dasar Penanggulangan Bencana, dimana di materi ini dijelaskan mengenai pengorganisasian atau pengelolaan sumberdaya dan tanggung jawab secara terkoordinasi untuk menangani seluruh aspek kemanusiaan darurat, khususnya kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan dalam rangka mengurangi dampak bencana. Di sini di jelaskan juga mengenai perbedaan fokus aktivitas penanggulangan bencana berdasarkan kejadian bencana.
▶ Karakteristik Bencana Di Indonesia, dimana disini dipaparkan titik-titik wilayah rawan bencana di Provinsi Banten, alur peringatan dini tsunami, investasi dalam pengurangan resiko bencana, dan kerangka kerja pemulihan dari mulai tahapan pengurangan resiko bencana, kajian perencanaan, serta pendanaan pemerintah.
▶Pilihan Program-program Respon Bencana, dimana disini dijelaskan mengenai standar minimum pasokan air bersih dan promosi kesehatan, penanganan malnutrisi akut, standar hunian dan pemukiman, standar kesehatan dan pelayanannya
▶ Standar Kemanusiaan Inti, di materi ini dijelaskan mengenai prinsip-prinsip kerja kemanusiaan, 9 komitmen yang dapat digunakan organisasi dan individu dalam respon kemanusiaan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas bantuan yang mereka berikan.
▶ Sistem Komando Tanggap Darurat, yaitu sebuah model komando, pengendalian (control), dan koordinasi untuk respon darurat pada tingkat lapangan.
▶ Rencana Standar Prosedur Operasi Penanganan Kedaruratan Bencana, dimana disini dijelaskan mengenai prinsip-prinsip Lembaga dalam pelaksanaan aksi-aksi kemanusiaan, mandat kemanusiaan lembaga, skala bencana dan pemicu respon, dan prosedur standar respon bencana.
Diharapkan setelah pelatihan ini para staf sebagai pelaksana dapat mengetahui dan memahami sistem apa yang harus dibangun sebelum terjadinya bencana. Serta menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat kapasitas masyarakat Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman bencana di masa yang akan datang.