Sejak bayi, Riski (12 thn) sudah harus bertarung dengan kenyataan pahit. Jantungnya bocor, membuat tubuhnya lemah. Tak hanya itu, livernya sempat bermasalah, menyebabkan perutnya membesar tak wajar. Dokter sempat berkata, Riski nyaris kehilangan nyawanya.
Namun, Allah SWT Maha Besar. Perlahan, perut Riski mulai normal kembali seiring bertambahnya usia. Tapi perjuangannya belum selesai.
Kedua orang tua Riski berpisah sejak ia baru berusia 3 bulan. Demi biaya pengobatan sang buah hati, Ibu Susilawati terpaksa merantau ke Arab Saudi, meninggalkan Riski untuk bekerja sebagai TKW selama 8 tahun. Kini, setahun terakhir, beliau pulang dan berjualan jajanan ringan di rumah. Penghasilannya? Hanya 200 ribu rupiah sehari. Sangat jauh dari kata ‘cukup’ untuk memenuhi kebutuhan pengobatan Riski.
Sudah 3 bulan Riski tidak sekolah. Dikarenakan pernah suatu hari, ia kesulitan bernapas saat belajar di kelas, hingga gurunya harus mengantar Riski pulang karena khawatir kondisinya memburuk. Meski begitu, Riski masih menyimpan mimpi besar. Aku mau jadi polisi, katanya. Impian polos dari seorang anak yang jantungnya rapuh, tapi semangatnya begitu kuat.
Dokter bilang, Riski harus operasi cangkok jantung. Sayangnya, BPJS tak mampu menanggung seluruh biayanya. Riski juga bergantung pada obat-obatan setiap harinya agar tetap bertahan.
#SahabatHarapan, kamu bisa menjadi salah satu bagian dari penolong untuk Riski yang tengah berjuang dengan sakitnya. Satu kebaikan kecil yang disalurkan, sangat berarti untuk Riski. Lakukan kebaikan untuk Riski hari ini dengan cara:
****
Apabila jumlah donasi melebihi target, maka dana akan disalurkan ke program bantuan LAZ Harfa lainnya melalui subsidi silang. Hal ini telah disetujui oleh perwakilan maupun pihak keluarga penerima manfaat.
Menanti doa-doa orang baik