Windi (22 tahun) tidak sedang memilih hidup yang mudah. Sejak ibunya meninggal dunia, ia menjadi tulang punggung keluarga. Menopang hidup ayahnya yang terkena stroke sejak tahun 2017, dan kakaknya yang mengalami masalah mental.
Di tengah kesibukannya dengan perkuliahan, Windi mengajar di sekolah paket agar bisa menghidupi keluarga kecilnya. Namun, upah mengajar sekitar Rp 800.000 hanya cukup untuk kebutuhan dasar harian. Sisanya, habis untuk biaya transportasi dan perawatan ayahnya yang harus rutin ke rumah sakit. Meski BPJS menanggung obat, ongkos jalan dan kebutuhan tambahan medis menjadi beban yang tidak kecil.
Windi menjelaskan, kalau awalnya sudah ada tanda-tanda stroke di wajah ayah.
“Saya dulu sehat, teh.. cuma waktu itu malem-malem, pas ada yang mau beli bensin, saya layani. Begitu selesai, saya jatoh tiba-tiba.” Tutur ayahnya Windi yang terbata-bata.
Hanya warung kecil di rumahnya inilah yang jadi sumber tambahan penghasilan. Sayangnya tidak banyak yang dijual di warung itu karena kurangnya modal.
Sahabat, Windi tidak menyerah. Tapi jelas terlihat, ia sudah kehabisan tenaga. Ia ingin ayahnya sembuh dan tetap melanjutkan langkahnya yang masih sangat panjang. Yuk, kita jadi bagian dari semangat baru untuk Windi dengan cara:
****
Apabila jumlah donasi melebihi target, maka dana akan disalurkan ke program bantuan LAZ Harfa lainnya melalui subsidi silang. Hal ini telah disetujui oleh perwakilan maupun pihak keluarga penerima manfaat.
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik