Saat sebagian ibu hamil sibuk memilih nama, hendak lahir di mana, dan sibuk membeli perlengkapan untuk bayinya, Nahdatul justru sibuk memikirkan bagaimana cara melahirkan tanpa uang sepeser pun.
Enam bulan sudah janin kecil itu tumbuh dalam perut Nahdatul (23 th). Namun, selama itu pula, ia menanggung semuanya sendiri. Dari kelaparan, menahan sakit, sering flek, hingga kepanikan soal biaya persalinan, dan hutang yang belum dibayar.
Tak ada tangan suami yang menggenggam, tak ada lingkungan yang menenangkan, hanya perut yang makin membesar... dan kebutuhan yang terus mendesak.
“Suka bingung sendiri, teh.. mau kerja tapi kan udah hamil gede. Terus nggak punya pemasukan juga. Terlebih hutang juga belum dibayar,” ujarnya dengan suara pelan, matanya menatap lantai rumah seolah menyembunyikan tangis. “Dulu ngutang sana sini bukan buat apa-apa, teh.. tapi buat makan. Buat bertahan hidup.” Tangannya mengusap perut dengan perlahan, seperti meminta maaf ke anaknya yang tidak lama lagi akan lahir.
Nahdatul terpaksa berhutang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari selama masa kehamilan. Hal itu dilakukannya karena kontrak kerja suaminya yang sudah habis, dan belum kembali mendapat pekerjaan. Tanpa sadar, hutangnya semakin membengkak. Mengetahui hal itu, suaminya meninggalkan Nahdatul sendirian. Berjuang dengan sisa tenaga yang ada. Hanya ibunya yang menjadi tempat bagi Nahdatul bersandar.
#Sahabat Harapan… Setiap bayi berhak dilahirkan dalam keadaan sehat dan penuh harapan. Nahdatul, seorang ibu muda, kini hanya mengandalkan dirinya sendiri untuk menjaga keselamatan bayinya. Namun, untuk mewujudkan harapan itu, dia membutuhkan dukungan kita.
Yuk, kita bantu bebaskan hutang Nahdatul, biaya persalinan dan kebutuhan dasar lainnya agar bayi Nahdatul bisa lahir dengan dunia yang lebih layak. Salurkan kebaikanmu dengan cara: