Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, 19,8% balita Indonesia mengalami stunting, itu berarti sekitar 4,48 juta anak tumbuh dengan tinggi badan yang jauh di bawah standar untuk usianya. Stunting bukan sekadar tubuh pendek, tetapi juga berisiko menghambat perkembangan otak, menurunkan kecerdasan, dan mempengaruhi masa depan mereka.
Penyebabnya sering kali dimulai sejak dalam kandungan, gizi ibu yang kurang, infeksi berulang, akses kesehatan terbatas, dan lingkungan yang tidak sehat. Dampaknya bersifat jangka panjang dan sulit dipulihkan.
Salah satunya adalah Kusnadi, balita berusia 3 tahun yang sejak usia 7 bulan menderita gizi buruk. Berat badannya hanya 7 kg, jauh di bawah rata-rata anak seusianya. Kusnadi kesulitan berbicara, berjalan, dan sering hanya bisa terbaring lemas di kasur. Di saat anak-anak lain riang berlari, Kusnadi berjuang sekadar untuk bangun dari tidurnya.
Keluarganya hidup dengan penghasilan pas-pasan dari ayah yang bekerja sebagai buruh peternakan. Ibunya tidak bisa membaca, dan rumah yang mereka tinggali sangat memprihatinkan, atap bocor, dinding belum diplester, lantai dari puing-puing. Makanan sehari-hari pun seadanya, telur, sayur, atau tahu tempe, dan sering kali harus meminjam dari tetangga demi memastikan Kusnadi makan.
Kisah Kusnadi bukan satu-satunya. Ada jutaan wajah lain, di pelosok negeri ini, yang diam-diam berjuang melawan stunting.
Sahabat, stunting bisa dicegah. Anak-anak seperti Kusnadi membutuhkan makanan bergizi, perawatan kesehatan, lingkungan yang bersih, dan dukungan kita semua. Mari bersama melawan stunting demi masa depan generasi emas Indonesia.
Mari, bersama selamatkan masa depan mereka, karena setiap anak layak tumbuh sehat, kuat, dan bahagia dengan cara :
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik