Ibu Susi Yulianti (39 tahun) tinggal di sebuah rumah tua dan sudah tidak layak huni. Sebagian atapnya sudah tidak ada, banyak ruangan yang terbengkalai, serta dinding yang retak di berbagai sisi.
Bersama kedua anaknya, ibu Susi tinggal dan bertahan hidup di rumah ini. Rumah yang sewaktu-waktu bisa roboh jika ada angin kencang, maupun hujan disertai badai.
Sehari-hari, ibu Susi berjualan jajanan di warung miliknya. Warung bu Susi buka dari jam 8 pagi sampai jam 10 malam. Suaminya bekerja sebagai kuli bangunan di kota dan jarang pulang. Paling cepat pulangnya sebulan sekali. Pernah sampai empat bulan lamanya tidak pulang karena suami ibu tidak punya ongkos.
Anak ibu Susi yang paling besar sekarang duduk di bangku sekolah menengah pertama, sedangkan anak bungsu ibu Susi baru menginjak umur 6 tahun. Mereka sangat merindukan ayahnya yang jauh di kota.
“Bapak, semoga sehat-sehat ya pak...” ujar anak sulung ibu Susi sambil menahan tangis.
Penghasilan ibu Susi dari berdagang hanya cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Tidak sampai 500 ribu rupiah. Sisa sebagian uang digunakan lagi untuk modal dagang. Terkadang, ibu Susi merasa rugi karena banyak yg berhutang di warungnya namun enggan membayar.
“Kadang saya diem aja kalau ada yang ngutang. Soalnya pernah ada yang ngutang terus marah waktu ditagih. Sayanya takut...” Kata ibu Susi sambil menangis.
Tidak jarang jika sedang hujan deras, genangan air bisa masuk ke dalam rumah. Hal itu membuat ibu Susi harus tetap terjaga dan siaga saat kondisi cuaca sedang tidak bersahabat. Ketakutan itu yang membuat ibu Susi mengajak anak-anaknya untuk tidur di warung dari pada di kamar.
“Ya.. Walaupun sempit, tapi anak-anak sama saya. Di warung lebih aman dari pada di kamar..”
Ya Allah.. warung ibu Susi lebarnya hanya 2 x 3 meter. Sempit, panas, juga pengap. Sangat sedih melihat mereka terpaksa tidur di warung.
Rumah ibu Susi juga tidak ada kamar mandi. Yang ada hanyalah sumur dan sedikit ruang untuk mandi. Kalau ingin buang air, ibu Susi atau anaknya menumpang ke tetangga.
Sahabat Harapan, doa ibu Susi hanya satu. Ingin rumahnya diperbaiki supaya lebih aman untuk keluarga, dan tetap melanjutkan hidupnya tanpa harus takut rumahnya roboh. Kami mengajak kalian untuk menjadi penolong bagi keluarga ibu Susi dengan cara: