

Dulu, Pak Endang adalah tulang punggung keluarga. Setiap dua minggu sekali, beliau kembali ke rumah setelah berkeliling jalanan sebagai sopir bus pariwisata yang gigih. Uang yang dibawa pulang adalah harapan bagi istri dan ketiga anaknya yang masih belia, dua di bangku sekolah, satu masih balita.
Namun, dua tahun lalu, senyum dan tenaga Pak Endang harus terenggut. Keluhan hebat di ususnya ternyata adalah Kanker Usus.

Sejak saat itu, setir bus yang biasa beliau genggam kini berganti dengan selang dan jarum infus. Ia terpaksa berhenti bekerja, memutus satu-satunya sumber nafkah keluarga.
Sahabat, Perjuangan Pak Endang melawan kanker adalah perjuangan seluruh keluarga. Ia harus menjalani pengobatan rutin di rumah sakit Jakarta, menambah beban biaya yang tak terbayangkan.
Kondisinya kini semakin memilukan, Pak Endang sangat bergantung pada istrinya. Ia tidak bisa lagi beranjak sendiri. Bahkan, untuk sekadar ke kamar mandi, ia harus dibantu dan ditemani sang istri. Istri tercinta kini tak bisa bekerja karena harus menjadi perawat 24 jam untuk suaminya.

Mereka kini menumpang di rumah saudara yang belum sempat dikontrakkan, hidup dalam ketidakpastian, di tengah biaya pengobatan, operasional, dan kebutuhan makan yang terus membengkak.
Saat ini, yang paling dibutuhkan Pak Endang adalah:
Jangan biarkan Pak Endang berjuang sendiri melawan rasa sakit, sambil dihantui kekhawatiran akan nasib anak-anaknya. Setiap bantuan, sekecil apa pun, akan menjadi obat, tenaga, dan harapan bagi keluarga ini.
Salurkan sedekah terbaik Anda melalui LAZ HARFA untuk membantu Pak Endang mendapatkan kembali kesehatan dan harapan hidupnya, dengan cara :
![]()
Menanti doa-doa orang baik