Setiap tetes hujan adalah harapan. Bukan untuk menyiram tanaman, tapi untuk sekadar mandi dan mencuci. Begitulah cara hidup Nenek Tarmini. Di usia 70 tahun, tubuhnya sudah renta, penglihatannya hilang, tapi ia dan suaminya masih harus bertahan dalam hidup yang serba kekurangan.
Di sebuah rumah bilik yang sangat sederhana, nek Tarmini tinggal bersama suaminya. Rumah mereka tidak memiliki kamar mandi. Tidak ada toilet. Tidak ada air bersih yang layak. Yang mereka andalkan hanyalah drum-drum penampung air hujan, dan satu sumur tua yang kadang airnya pun mengering.
Nenek Tarmini penyandang tunanetra. Menurut sang suami, ia kehilangan penglihatan karena tanah yang masuk ke mata saat bekerja di masa lalu. Kini, di usia senjanya, beliau harus hidup dalam gelap. Secara harfiah dan batiniah.
Tidak ada penghasilan tetap. Tidak ada fasilitas layak. Tidak ada jaminan kesehatan. Setiap hari hanyalah perjuangan untuk bertahan hidup, dengan mengandalkan sebidang tanah yang tidak luas agar ditanami tumbuh-tumbuhan oleh suaminya.
Setiap manusia berhak hidup dengan layak, apalagi di usia senja. Tapi Nenek Tarmini bahkan tidak punya kamar mandi, apalagi akses pengobatan untuk penglihatannya.
#SahabatHarapan, kita bisa jadi cahaya dalam gelapnya hidup beliau. Kebaikanmu hari ini bisa membantunya mencukupi kebutuhan sehari-hari, biaya operasional untuk pengobatan, dan kebutuhan lainnya. Salurkan kebaikanmu dengan cara: