Pak Madumar (61 tahun) berbaring di atas kasur tipis sambil memandang langit-langit kamar. Bau kamarnya lembab, dinding kamarnya juga sudah banyak yang retak. Tubuhnya kurus, rambut yang tumbuh di sebagian wajah dan hidungnya belum sempat dicukur. Kuku di jari tangan dan kakinya yang memanjang pun belum dipotong. Istrinya, ibu Rebuah (59 tahun) membuka kain yang dijadikan tirai jendela agar cahaya matahari bisa masuk ke kamarnya. Pak Madumar sudah tidak bisa duduk, atau berdiri. Jika ingin berganti posisi, kakinya bergetar dan terasa linu.
Semua berawal saat 15 tahun lalu. Pak Madumar hendak pulang dari Jakarta setelah selesai bekerja sebagai kuli panggul. Saat itu pak Madumar sedang tidur. Naas, bus yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. Dalam kondisi setengah sadar, ia merasakan tubuhnya terinjak-injak oleh penumpang lain saat bus oleng. Imbasnya, tulang belakang dan tulang ekor pak Madumar mengalami cedera parah. Pihak PO bus bertanggung jawab, pak Madumar dirawat inap dan dokter melakukan pemeriksaan terhadap tubuhnya. Namun pihak PO tidak membantu pengobatan pak Madumar sampai sembuh total, mereka hanya membiayai separuh pengobatan. Alhasil pak Madumar terpaksa dipulangkan.
Kini Pak Madumar tidak bisa lagi beraktivitas seperti dulu. Imbas kecelakaan yang mengerikan 15 tahun lalu, membuatnya mengalami kondisi yang miris. Hidup dengan istri, dan 3 orang anak beserta 1 menantu dan 2 cucu di rumah yang sederhana, dan kesulitan ekonomi, membuatnya merasa bergantung dengan orang lain. Padahal, pak Madumar ingin sekali sembuh dan hidup dengan layak. Jangankan untuk membeli kebutuhannya seperti pampers, untuk membeli beras saja masih terasa berat.
2 dari 3 anak pak Madumar bekerja sebagai asisten rumah tangga dengan gaji harian 70 ribu rupiah. Sedangkan satu orang anak pak Madumar yakni Junaedi (31 tahun) tidak bekerja dan tidak mengenyam pendidikan karena mengalami tunanetra akibat gizi buruk yang dialaminya sejak umur 2 tahun. Ya Allah.. begitu berat cobaan pak Madumar.
#SahabatHarapan Pak Madumar membutuhkan tempat tidur yang bisa membuatnya nyaman. Tidak hanya itu, beliau juga membutuhkan pampers untuk membantunya buang air di tempat. Karena jika hendak buang air, pak Madumar hanya menggunakan kantong plastik. Saking tidak ada uang untuk membeli pampers, atau pispot. Melihat kondisi pak Madumar yang sangat membutuhkan bantuan kita, yuk kita tebar manfaat dan kebaikan untuk pak Madumar agar tetap hidup layak!
Salurkan kebaikanmu dengan cara:
****
Apabila jumlah donasi melebihi target, maka dana akan disalurkan ke program bantuan kesehatan lainnya melalui subsidi silang. Hal ini telah disetujui oleh perwakilan maupun pihak keluarga pasien.