““Luar biasa” itulah kalimat yang pantas disematkan untuk anak yang dengan ikhlas mau merawat ibunya di usia senjanya. Sungguh tidak ada kecerdasan yang lebih tinggi, amal yang paling mulia, dan pahala yang paling agung dari diri seorang Muslim setelah ia beriman dan berjihad kecuali dengan senantiasa memuliakan dan merawat orang tuanya, terutama ibunya hingga akhir hayatnya.
Merawat orang tua di usia senja mereka diantaranya tertuang dalam Surat Al-Isra ayat 23 yang artinya :
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sakali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkatan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.
Ibu Nurmiah adalah salah satu catatan juang seorang anak yang ikhlas mengabdikan dirinya untuk merawat ibunya di usianya yang telah renta. Ia tinggal di Saketi, Pandeglang usianya pun sudah tak muda lagi, yaitu 55 tahun. Kegiatan sehari-harinya adalah menjadi “kuli tandur” atau petani dengan penghasilan yang tidak menentu. Terkadang jika tidak mempunyai pemasukan sama sekali untuk membeli beras, maka ia harus menahan lapar serta mengharap belas kasihan dari tetangganya.
Di tengah segala keterbatasan hidup dan usianya yang sudah hampir senja. Namun, dengan penuh kasih ia masih merawat dan mengurusi ibunya yang telah sepuh, Nenek Sadaha yang usianya hampir 1 abad. Tak menjadikan hal tersebut sebagai beban, Ibu Nurmiah justru sangat bangga dan berterimakasih kepada Allah karena di usia senjanya masih diberi kesempatan untuk bisa berbakti kepada sang ibu tercinta. Menemani diusia-usia senjanya, mendengarkan keluh kesahnya dan segala cerita-ceritanya disisa-sisa hidup mereka.
“Sedih kalau Ambu sakit karena ga bisa ngantar berobat ya gimana keadaannnya juga begini ga ada uang buat berobat,” kata Ibu Nurmiah sedih saat dikunjungi tim media Harapan Dhuafa. Harapan Dhuafa menjelang Hari Ibu alhamdulillah berkesempatan untuk bersilaturahmi mengunjungi Ibu Nurmiah dan Nenek Sadaha di kediamannya.
Dalam kesempatan itu pula, Harapan Dhuafa memberikan sedikit bantuan untuk meringankan beban Ibu Nurmiah dan Nenek Sadaha. “Haturnuhun bantuan dari Harfa semoga bermanfaat. Ibu pengennya Ambu sehat, rezekinya lancar. Aamiin,” kata Ibu Nurmiah.
Momentum Hari Ibu sebagai pengingat untuk tidak melupakan jasa-jasa Ibu kita yang telah bersusah payah mengandung, melahirkan, mendidik, dan membesarkan kita. Bahkan, menjadikan kita orang yang besar berguna untuk sesama.
Tugas kita sebagai anak tidak akan pernah berhenti untuk menjaga dan merawat ibu karena di usia senjanya pun kita juga harus tetap merawat mereka. Selamat Hari Ibu. Terimakasih untuk semua jasa-jasamu ibu. Bagai udara kasih yang kau berikan tak mampu kami membalasnya.